Poci adalah anak dari keluarga sederhana di negeri Kurcaci.
Ayahnya bernama Albert dan ibunya bernama miss
Pott. Poci adalah anak yang suka berkhayal tentang dunia yang penuh dengan
magic, petualangan, bahkan monster- monster yang menyeramkan. Dia sering sekali menceritakan khayalannya
pada teman-temannya. Akan tetapi sering kali ia hanya ditertawakan oleh
teman-temannya. Hal itu membuat Poci marah kepada teman-temanya. Akibatnya
sekarang tidak ada yang mau mendekati Poci, karena cerita khayalannya
itu .
Pada suatu hari timbul niat untuk pergi
berpetualang dan mendapatkan bukti agar teman-temannya percaya kepadanya.
Pada suatu malam ketika semua penghuni rumah
sedang tidur, diam – diam Poci menyelinap pergi dari rumah. Ia pergi sendiri ke sebuah Hutan. Walaupun
agak takut Poci tetap memberanikan dirinya. Keesokan harinya ketika miss Pott
mau membangunkan Poci, Poci sudah tidak ada di kamarnya. Saking paniknya mis
Pott sampai menabrak tembok ketika ia hendak ke kamar Albert untuk membangunkan
suaminya yang masih tidur dengan lelap.
Sementara orang di rumah panik, Poci yang ada
di dalam hutan sedang kelaparan. Karena ia benar-benar kehabisan
makanan, akhirnya Poci terpaksa makan buah-buahan yang ada didalam hutan
namun ia harus berhati-hati karena didalam hutan banyak sekali buah yang
beracun. Ia memilihnya satu persatu dengan cermat sebelum ia memakannya.
Ada buah yang bisa mengakibatkan gatal-gatal,
sakit perut, juga bintik-bintik hijau di sekujur tubuh. Waktu berkalan dengan
cepatnya.
Malam pun tiba Poci kebingungan mencari tempat
untuk tidur. Sementara langit tampak mendung, hujanpun turun sangat deras
terpaksa Poci berteduh di bawah pohon.
Tiba-tiba terdengar sura ular mendesis.
ternyata ular itu ada di belakang Poci dan bersiap untuk memangsanya. Dengan
sekuat tenaga Poci melarikan diri. Ia seakan-akan pergi berlari mengelilingi
hutan. Ular itu pun berhenti mengejarnya, akhirnya
Poci pun berhasil meloloskan diri. Kali ini Poci berteduh di dalam gua. Dari
dalam gua terdengar suara raungan Beruang .
Ternyata beruang itu marah kapada Poci yang
berda didalam guanya. Karena Poci sangat takut akhirnya ia pun melarikan diri
lagi dan berhasil meloloskan diri dari ancaman beruang yang ingin memangsanya.
Sekarang ia berteduh di bawah pohon beringin.
Ia basah kuyup dan menggigil kedinginan. Tiba-tiba saja ia menangis karena ia
lapar, kedinginan, dan rindu kedua orangtuanya. Ia menyesali perbuatannya yang
menyelinap kehutan. Ia sadar betapa berbahayanya mahkluk kecil masuk ke hutan belantara
yang begitu luasnya.
Poci menangis sampai pagi dan akhirnya
tertidur. Kini matahari telah terbit ,ia memutuskan untuk kembali pulang ke
rumah. Akan tetapi, ia sadar sekarang ia sudah terlanjur tersesat di pedalaman
hutan entah dimana .
Setelah menyadari hal itu, Ia kembali menangis
tersedu-sedu. Tiba-tiba disampingnya ada seorang kurcaci yang seumuran
dengannya bertanya “Kamu kenapa menangis?” . “A..aku tersesat di hutan ini.“
jawabnya sambil mengusap air mata nya .
“Tenang ayo ikut kerumahku “ jawabnya sambil
tersenyum.
Lalu Poci pergi kerumahnya. Sesampainya disana
Poci disuguhi segelas coklat panas . “Ini minumlah untuk menghangatkan tubuhmu”
katanya. “Terimakasih” jawab Poci.
“Bolehkah aku bertanya?” tanya poci. “Mau
bertanya apa?” jawabnya. “Siapa namamu? dan kenapa rumahmu di hutan belantara
mengapa bukan di negeri kurcaci” tanya Poci. “Namaku Pecola” jawabnya. Lalu
seketika Poci tertawa mengakak-ngakak.
“Aku sudah tahu pasti kamu akan menertawaiku
karena namaku yang seperti anak perempuan iya kan.” “ I…iya “ jawab Poci sambil
tertawa. “Poci dengarkan aku, aku dulu adalah anak keluarga sederhana di lembah
kurcaci bagian timur. Aku, bisa tinggal disini karena 3 tahun yang lalu
orangtuaku meninggal di hutan ini saat mendaki gunung bersamaku mereka dimakan
oleh ular yang ganas sehinga tubuh kedua orangtuaku terluka parah hingga tak
dapat diselamatkan nyawanya.
“Aku mendirikan rumah tempatku tinggal
sekarang ini, dengan kedua tanganku sedangkan aku mengubur jasad ayah dan ibuku
di belakang rumah ini. Ayah dan ibuku yatim piatu sehingga aku yang ditinggal
sendirian kini tak memiliki keluarga untuk menumpang tinggal. Lagipula akupun
tak tahu cara keluar dari hutan ini. Seandainya aku dapat keluar dari hutan ini
pun di negeri kurcaci aku tetap tinggal sendirian dan tidak mempunyai tempat
untuk bernaung oleh karena itu aku memutuskan tinggal sendirian di hutan ini.
Mencari makan pun aku selalu sendirian.Nah Begitulah kisah hidupku."
Poci yang mendengar kisah hidup Pecola pun
merasa sedih sampai akhirnya ia menangis tersedu-sedu. “Poci tenanglah pasti
kedua orang tuamu sedang mencarimu” kata Pecola. “Terimakasih Pecola” jawab
Poci dengan suara lirih.
“Mulai sekarang tinggal lah dulu dirumahku“
kata Pecola. “Baik” jawab Poci. 3 minggu telah berlalu Poci dan Pecola tinggal
bersama. Setiap sore, Poci membantu Pecola mencari makanan untuk makan malam.
Kini mereka bagaikan dua bersaudara yang tak dapat dipisahkan.
Minggu ini minggu ke4. Saat Poci dan Pecola
sedang bersenda gurau, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu
rumah Pecola. “ Halo ada orang disini?” gumamnya. “ Iya tunggu sebentar,“ jawab
Pecola. Saat Pecola membuka pintu tiba – tiba Poci langsung menyambar dan
memeluk kedua orang itu. Ternyata, kedua orang itu orang itu dalah orang tua
Poci. Setelah beberapa jam menjelaskan kepergiannya dari rumah dan meminta
maaf, orang tua Poci tiba-tiba mengajak Pecola menjadi anak angkatnya.
Mendengar itu Poci dan Pecola sangat senang karena mereka tidak harus berpisah
dan menjadi satu keluarga.
No comments:
Post a Comment