Sunday 6 September 2015

Novel: Bidadari Santa Monica by Alexandra Leirissa Yunadi

Dari kemaren nge post "menye-menye" mulu, hari ini, saat ini, sekarang mayda maiu ngomongin sebuah novel pemberian sohib gue kuliah Diah pertiwi masih disegel, bapanya juragan buku, jadi gue dikasih gituuuu wkwk, Melihat dari judulnya pasti banyak yang beranggapan novel ini bercerita tentang Bidadari Santa Monica atau sedikitnya wanita cantik dengan setting di Santa Monica (memang sih setting awalnya di Santa Monica). Ternyata tidak. sebelum kesinopsis, gue resensi dulu yaa hehe

Resensi

Penulis : Alexandra Leirissa Yunadi
Penerbit : Gramedia
Genre : Romance
Kategori : Metropop
Terbit : Agustus 2009
Tebal : 368 hlm
ISBN : 978 – 979 – 22 – 4884 – 5
Harga : (kurang tau, dikasih soalnya)
Sinopsis :

Novel ini bercerita tentang seorang wanita bernama Pelita yang hidupnya menjadi berwarna ketika sang pria-Efraim hadir dalam kehidupannya. Dimulai dari pertemuan yang tidak disengaja karena Pelita yang seorang illustrator pada sebuah majalah wanita ditugaskan untuk menjadi reporter yang akan mewawancarai seorang artis pendatang baru. Namun, ia malah salah mewawancarai orang.

Dari situlah awal pertemuan Pelita dan Efraim yang kemudian berubah menjadi kerja sama antara perusahaan Efraim dan majalah tempat Pelita bekerja. Pertemuan yang sering dilakukan kemudian menimbulkan rasa cinta Pelita bagi Efraim.

Tapi sayangnya Pelita malah mengira Efraim mempunyai ‘kelainan’ dan ada ‘affair’ dengan bosnya-Pak Ian. Merasa kalah dan putus asa karena cintanya yang tidak kesampaian, Pelita memutuskan untuk menyerah. Terlebih lagi saat Efraim mengatakan bahwa kerjasama antara perusahaan mereka sudah dihentikan.Sedih, hancur, patah hati, dan putus asa. Itulah yang Pelita rasakan..

Namun tiba-tiba saja Efraim dating ke kostannya dan terkejut melihat Pelita menangis. Dia pikir Pelita menangis karena masih mencintai dan belum bisa merelakan mantan pacarnya yang baru saja menikah. Setelah terjadi perdebatan yang panjang diantara mereka, akhirnya terbukti kalau Efraim gak punya kelainan apalagi ‘affair’ dengan Pak Ian, justru sebenarnya Efraim sudah jatuh cinta pada Pelita sejak pertama kali mereka bertemu. Pelita yang ternyata selama ini salah sangka tidak bisa berkata banyak selain merutuki kebodohannya. Pada akhirnya mereka jadian deh. 

Setelah mereka jadian bukan berarti ceritanya berakhir bahagia seperti didalam dongeng. Ada banyak kerikil kecil yang menimpa mereka. Mulai dari sikap Pak Ian yang berubah jutek dan pertanyaan teman-teman sekantor Pelita apakah Efraim sudah mengenalkannya pada orang tuanya, karena menurut mereka itu adalah bukti konkrit keseseriusan seorang pria. Hal itu bukan hanya mengganggu pikirannya, tapi juga membuat hubungannya dengan Efraim renggang.

Untuk membuat Pelita percaya akan keseriusan cintanya, Efraim membuat pesta kejutan pertunangan mereka yang benar-benar romantic.
Kenapa?
Karena Efraim mengajak Pelita untuk berenang dan turun kedasar kolam. Kolam itu sendiri sudah disulap sehingga mirip dengan keadaan dibawah laut. Dan guess what? Ada sebuah kerang diadalam kolam itu yang berisi sebuah cincin mutiara yang sangat indah. Efraim memasangkan cincin tersebut tepat didasar kolam.
Benar-benar sempurna bukan?

Namun sayangnya kebahagiaan itu hanya sementara. Karena masalah utamanya dating dari mama Efraim yang jelas-jelas tidak menyukai Pelita. Gara-gara jebakan mamanya yang menyuruh Pelita membuat sebuah lukisan sebagai kado ulang tahunnya, membuat Pelita mulai stres. Di tengah- tengah usahanya untuk menghasilkan yang terbaik, Pelita mulai menyerah. 

Namun selalu ada semangat dan dorongan dari Efraim. Hingga suatu hari ketika Pelita terlibat perdebatan mengenai kado lukisan itu dengan Efraim. Pelita tidak dapat menyelesaikan lukisan itu. Ia kehabisan cat birunya. Tidak tahan lagi, Pelita keluar dari mobil tunangannya itu dan lari. Ia tak sengaja menabrak seorang preman. Demi melindungi Pelita, Efraim ditusuk. Pelita segera mencari pertolongan. Namun Efraim tidak terselamatkan. Pelita sangat terpukul. Semenjak itu Pelita melewati hari- harinya dengan enggan. Tanpa rasa. Lalu, bagaimana akhir kisah menyedihkan ini? Apakah hubungan Bidadari Santa Monica dengan mereka berdua? Hmmm...... silahkan dibaca sendiri ya novelnya

Gue lumayan suka dengan novelnya. Idenya oke.cuma gue kurang nyaman ketika membaca pada bagian depannya. Terlalu banyak tanda serunya. Untunglah makin ke belakang semakin jarang.
Ada juga satu bagian dimana Pelita asyik dengan pikiran dan pendapatnya sendiri tentang pria pujaannya yang adalah gay. Pelita jadi menjaga jarak dengan Efraim. Lah, tinggal ditanyain ke cowoknya, beres toh? Bagian ini yang bikin gemes. Menurut gue kepanjangan.
Aku suka covernya. Tapi, aku kurang suka ending-nya. Kenapa harus diselesaikan seperti itu? Tapi, itu hak penulis, sih.

itu review menurut gue, buat yang penasaran bisa di baca sendiri yaa novelnya.. hhe

1 comment: