Monday 23 January 2017

RUMIT = AKU LELAH


Ketika aku memilih untuk pergi, aku memang pergi, namun aku masih sempat menoleh ke belakang. Sekedar ingin tahu apakah dia mengejarku? dan ternyata tidak..

"Ah tapi sudahlah, untuk apa aku berharap, tak akan ada yang peduli." Nyatanya aku salah. Ada orang lain yang peduli. Ada orang lain yang menarikku ke dalam dekapnya, mengusap rambutku, menghapus air mataku.

"Jangan sedih, aku ada disini," begitu katanya. Aku menangis dalam dekapnya, tak terbendung lagi dan lama. Sampai air mataku kering, sampai mataku bengkak.
Ia tidak mempermasalahkan pakaiannya yang sudah basah karena air mata. Ia tetap memelukku.

"Sudah yang kemarin lupakan, masih ada aku yang bisa ngejaga kamu, bisa ngertiin kamu," katanya lirih, tiba-tiba. Aku terhenyak, bahkan aku baru saja berhenti sejenak untuk mengistirahatkan hati, ada orang lain yang meminta hatiku bekerja lagi. Sejujurnya aku lelah, sangat lelah. Memulai dari awal lagi. berpindah hati lagi. Aku ingin istirahat sekarang.

Ah, Seketika aku merasa bahwa aku adalah orang yang tidak punya hati, namun aku juga belum siap untuk bicara cinta lagi. Sudah ku katakan, aku hanya ingin istirahat. Aku ingin mengistirahatkan hatiku yang sudah terlalu lelah memikirkan cinta, sayang, penantian, atau apalah hal lain yang ada hubungannya dengan itu semua. Tapi mengapa semuanya harus serumit ini?

No comments:

Post a Comment